Artikel ICCC 2015
INDONESIA CREATIVE CITIES CONFERENCE (ICCC)
Sejak tahun 2004, UNESCO Creative
City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk
mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5
Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Program ini dinilai sebagai
sebuah kesempatan untuk berjejaring secara internasional, maka ada kebutuhan
untuk memperkuat jejaring di tingkat nasional terlebih dahulu. Hal ini yang
menjadi alasan Kota Solo menginisiasi untuk membangun komunikasi dengan
kota-kota yang diminta kemenparekraf untuk Sejak tahun 2004, UNESCO Creative
City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk
mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5
Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung. Kendati pada perkembangannya
baru Kota Pekalongan yang secara administratif memenuhi persyaratan untuk masuk
jejaring UCCN, namun kebutuhan untuk terus membangun hubungan antar kota
kreatif ini menjadi tonggak awal untuk membangun jejaring kota kreatif di
Indonesia.
Pembangunan komunikasi ini
diawali dengan poros Solo – Bandung sebagai sumbu penggerak awal penguatan
jejaring Kota kreatif, yang diharapkan gerakan poros Solo-Bandung ini bisa
menggerakkan kota-kota lain untuk bisa terlibat dalam jejaring Kota Kreatif di
Indonesia. Setelah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota
Surakarta dan Pemerintah Kota Bandung,
dilanjutkan dengan deklarasi prinsip Kota Kreatif di Bandung pada 27
April 2015. Dalam forum tersebut juga telah disepakati bahwa Kota Solo akan
menjadi sekretariat sementara sekaligus menyelenggarakan Konferensi Kota
kreatif Indonesia yang pertama.
Tindak lanjut dari kesepakatan
Creative Cities Conference di Bandung 26-27 April 2015, maka kota Solo ditunjuk
sebagai tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang pertama.
Dari ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional
Indonesia Creative Cities Network (ICCCN). Sebagai wadah jejaring kota-kota
kreatif di Indonesia.
Konferensi yang akan diikuti oleh
55 kota kreatif di Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kerjasama
antar kota di Indonesia ini dalam pengembangan Ekonomi Kreatif. Di samping
beberapa pembicara dari dalam negeri. Acara yang akan dimulai tanggal 23 s/d 25
Oktober 2015 tersebut akan menampilkan pembicara dari Chiang Mai (Mr, Martin
Venzky Stalling) dan Penang (Dr, Neil Khor).
Target dari kegiatan ini adalah
adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring
kota kreatif di Indonesia.
Tujuan diselenggarakannya Indonesia Creative Cities
Conference adalah:
1.
Menghubungkan kota-kota untuk saling berbagi pengalaman, ide-ide dan
praktek-praktek terbaik untuk pengembangan budaya, sosial dan ekonomi.
2.
Kerjasama Industri Kreatif dengan memastikan peran kota-kota kreatif di Indonesia
sebagai pusat keunggulan dan kebutuhan untuk saling mendukung antar kota-kota
di Indonesia.
3. Perumusan 10 prinsip Kota Kreatif Indonesia.
4. Terbentuknya Indonesia Creative Cities Network
(ICCN).
5.
ICCN Expo sebagai bagian dari program pengembangan Industri Kreatif dengan
menghadirkan karya dan produk unggulan setiap kota di Indonesia untuk
mempersiapkan diri dalam program Masyarakat Ekonomi ASEAN.
PESERTA ICCC
Target
peserta Indonesia Creative Cities Conference adalah:
- BAPPENAS dan Kementerian Republik Indonesia yang terkait program pengembangan Ekonomi Kreatif (Bekraf, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan dan Industri, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Hukum dan HAM)
- Pemerintah Kota dan Kabupaten di Indonesia yang menjadi anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
- Kota-kota anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).
- Kota-kota yang termasuk dalam hasil index competitiveness survey majalah Tempo.
- Kota yang mendapatkan penghargaan Kota Cerdas dari harian Nasional Kompas.
- Asosiasi praktisi profesional di 15 subsektor Industri Kreatif.
- Akademisi nasional, regional, dan internasional.
- Komunitas kreatif yang terlibat aktif di setiap 60 kota yang diundang sebagai peserta.
- Media nasional dan internasional.
- Perwakilan British Council.
- Perwakilan Penang, Malaysia
- Perwakilan Chiang Mai, Thailand
- Felipe Buitrago Restrepo (konsultan IDB’s Culture, Solidarity, and Creative Affairs Division).
- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki binaan Industri Kreatif.
- Swasta praktisi professional yang bergerak di bidang Industri Kreatif.
Program Acara Indonesia Creative Cities Conference
Program acara Indonesia Creative Cities Conference disusun dalam serangkaian dengan program Solopolah; Creative Movement. Acara ICCC dan Solopolah; Creative Movement mempunyai target audiens lokal dan nasional. Rangkaian acara tersebut sebagai berikut.- Indonesia Creative Cities Conference (ICCC)
- Creative City Market Place dengan ICCN Expo
- Performance Art
- Pesta Rakyat Kreatif “Solopolah Rakyat Bungah”
- Creative Awarding
- Deklarasi Indonesia Creative Cities Network
- Jelajah Kota (diikuti peserta konferensi)
Waktu Penyelenggaraan & Lokasi
Serangkaian program acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) dan Solopolah; Creative Movement akan diselenggarakan pada Kamis, 22 Oktober 2015-Minggu, 25 Oktober 2015.Program acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) dan Solopolah; Creative Movement berlokasi di beberapa tempat di koridor jalan Jendral Sudirman dan jalan Slamet Riyadi Surakarta (Solo). Rincian lokasi program acara sebagai berikut.
- Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) diselenggarakan pada tanggal 23-24 Oktober 2015, berlokasi di Ballroom Bank Indonesia lantai 5.
- Creative City Market Place dengan ICCN Expo diselenggarakan pada tanggal 22-25 Oktober 2015 berlokasi di dalam Benteng Vastenburg.
- Performance Art berlokasi di Taman Balekambang Solo bersamaan dengan jamuan makan malam para peserta konferensi pada tanggal 23 Oktober 2015 jam 19.00 WIB dan di ICCN Expo pada tanggal 22-25 Oktober 2015.
- Pesta Rakyat Kreatif “Solopolah Rakyat Bungah” berlokasi di sepanjang jalan Jendral Slamet Riyadi sampai dengan jalan Jendral Sudirman bersamaan dengan Car Free Day pada tanggal 25 Oktober 2015.
- Creative Awarding diselenggarakan di halaman Museum Bank Indonesia pada tanggal 24 Oktober 2015.
- Deklarasi Indonesia Creative Cities Network diselenggarakan di area Tugu Pamandengan (titik nol Solo) pada tanggal 25 Oktober 2015.
- Jelajah Kota diselenggarakan dengan mengunjungi beberapa kluster kreatif pada tanggal 24 Oktober 2015, jam 14.00-16.00 WIB.
Kumpulan Foto: http://tulisancaesar.blogspot.co.id/p/foto-foto-iccc-2015.html
Peserta ICCC
Target peserta Indonesia Creative Cities Conference adalah
- BAPPENAS dan Kementerian Republik Indonesia yang terkait program pengembangan Ekonomi Kreatif (Bekraf, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan dan Industri, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Hukum dan HAM)
- Pemerintah Kota dan Kabupaten di Indonesia yang menjadi anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
- Kota-kota anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).
- Kota-kota yang termasuk dalam hasil index competitiveness survey majalah Tempo.
- Kota yang mendapatkan penghargaan Kota Cerdas dari harian Nasional Kompas.
- Asosiasi praktisi profesional di 15 subsektor Industri Kreatif.
- Akademisi nasional, regional, dan internasional.
- Komunitas kreatif yang terlibat aktif di setiap 60 kota yang diundang sebagai peserta.
- Media nasional dan internasional.
- Perwakilan British Council.
- Perwakilan Penang, Malaysia
- Perwakilan Chiang Mai, Thailand
- Felipe Buitrago Restrepo (konsultan IDB’s Culture, Solidarity, and Creative Affairs Division).
- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki binaan Industri Kreatif.
- Swasta praktisi professional yang bergerak di bidang Industri Kreatif.
INDONESIA CREATIVE CITIES CONFERENCE
Sejak tahun 2004, UNESCO Creative
City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk
mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5
Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Program ini dinilai sebagai
sebuah kesempatan untuk berjejaring secara internasional, maka ada kebutuhan
untuk memperkuat jejaring di tingkat nasional terlebih dahulu. Hal ini yang
menjadi alasan Kota Solo menginisiasi untuk membangun komunikasi dengan
kota-kota yang diminta kemenparekraf untuk Sejak tahun 2004, UNESCO Creative
City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk
mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5
Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung. Kendati pada perkembangannya
baru Kota Pekalongan yang secara administratif memenuhi persyaratan untuk masuk
jejaring UCCN, namun kebutuhan untuk terus membangun hubungan antar kota
kreatif ini menjadi tonggak awal untuk membangun jejaring kota kreatif di
Indonesia.
Pembangunan komunikasi ini
diawali dengan poros Solo – Bandung sebagai sumbu penggerak awal penguatan
jejaring Kota kreatif, yang diharapkan gerakan poros Solo-Bandung ini bisa
menggerakkan kota-kota lain untuk bisa terlibat dalam jejaring Kota Kreatif di
Indonesia. Setelah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota
Surakarta dan Pemerintah Kota Bandung,
dilanjutkan dengan deklarasi prinsip Kota Kreatif di Bandung pada 27
April 2015. Dalam forum tersebut juga telah disepakati bahwa Kota Solo akan
menjadi sekretariat sementara sekaligus menyelenggarakan Konferensi Kota
kreatif Indonesia yang pertama.
Tindak lanjut dari kesepakatan
Creative Cities Conference di Bandung 26-27 April 2015, maka kota Solo ditunjuk
sebagai tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang pertama.
Dari ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional
Indonesia Creative Cities Network (ICCCN). Sebagai wadah jejaring kota-kota
kreatif di Indonesia.
Konferensi yang akan diikuti oleh
55 kota kreatif di Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kerjasama
antar kota di Indonesia ini dalam pengembangan Ekonomi Kreatif. Di samping
beberapa pembicara dari dalam negeri. Acara yang akan dimulai tanggal 23 s/d 25
Oktober 2015 tersebut akan menampilkan pembicara dari Chiang Mai (Mr, Martin
Venzky Stalling) dan Penang (Dr, Neil Khor).
Target dari kegiatan ini adalah
adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring
kota kreatif di Indonesia.
INDONESIA CREATIVE CITIES CONFERENCE
INDONESIA CREATIVE CITIES CONFERENCE
Sejak tahun 2004, UNESCO Creative City Network (UCCN)
membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk mengirimkan
aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5 Kota
untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Program ini dinilai sebagai sebuah kesempatan untuk
berjejaring secara internasional, maka ada kebutuhan untuk memperkuat
jejaring di tingkat nasional terlebih dahulu. Hal ini yang menjadi
alasan Kota Solo menginisiasi untuk membangun komunikasi dengan
kota-kota yang diminta kemenparekraf untuk Sejak tahun 2004, UNESCO
Creative City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di
dunia untuk mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif
Dunia. Melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Indonesia meminta 5 Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo,
Kota Denpasar, Kota Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Kendati pada perkembangannya baru Kota Pekalongan yang secara
administratif memenuhi persyaratan untuk masuk jejaring UCCN, namun
kebutuhan untuk terus membangun hubungan antar kota kreatif ini menjadi
tonggak awal untuk membangun jejaring kota kreatif di Indonesia.
Pembangunan komunikasi ini diawali dengan poros Solo –
Bandung sebagai sumbu penggerak awal penguatan jejaring Kota kreatif,
yang diharapkan gerakan poros Solo-Bandung ini bisa menggerakkan
kota-kota lain untuk bisa terlibat dalam jejaring Kota Kreatif di
Indonesia. Setelah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota
Surakarta dan Pemerintah Kota Bandung, dilanjutkan dengan deklarasi
prinsip Kota Kreatif di Bandung pada 27 April 2015. Dalam forum tersebut
juga telah disepakati bahwa Kota Solo akan menjadi sekretariat
sementara sekaligus menyelenggarakan Konferensi Kota kreatif Indonesia
yang pertama.
Tindak lanjut dari kesepakatan Creative Cities
Conference di Bandung 26-27 April 2015, maka kota Solo ditunjuk sebagai
tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang pertama.
Dari ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional
Indonesia Creative Cities Network (ICCCN). Sebagai wadah jejaring
kota-kota kreatif di Indonesia.
Konferensi yang akan diikuti oleh 55 kota kreatif di
Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kerjasama antar kota
di Indonesia ini dalam pengembangan Ekonomi Kreatif.
Di samping beberapa pembicara dari dalam negeri.
Acara yang akan dimulai tanggal 23 s/d 25 Oktober 2015 tersebut akan
menampilkan pembicara dari Chiang Mai (Mr, Martin Venzky Stalling) dan
Penang (Dr, Neil Khor).
Target dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
- See more at: http://solopolah.com/#sthash.k7cLQJeL.dpufTarget dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
INDONESIA CREATIVE CITIES CONFERENCE
Sejak tahun 2004, UNESCO Creative City Network (UCCN)
membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk mengirimkan
aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5 Kota
untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Program ini dinilai sebagai sebuah kesempatan untuk
berjejaring secara internasional, maka ada kebutuhan untuk memperkuat
jejaring di tingkat nasional terlebih dahulu. Hal ini yang menjadi
alasan Kota Solo menginisiasi untuk membangun komunikasi dengan
kota-kota yang diminta kemenparekraf untuk Sejak tahun 2004, UNESCO
Creative City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di
dunia untuk mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif
Dunia. Melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Indonesia meminta 5 Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo,
Kota Denpasar, Kota Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Kendati pada perkembangannya baru Kota Pekalongan yang secara
administratif memenuhi persyaratan untuk masuk jejaring UCCN, namun
kebutuhan untuk terus membangun hubungan antar kota kreatif ini menjadi
tonggak awal untuk membangun jejaring kota kreatif di Indonesia.
Pembangunan komunikasi ini diawali dengan poros Solo –
Bandung sebagai sumbu penggerak awal penguatan jejaring Kota kreatif,
yang diharapkan gerakan poros Solo-Bandung ini bisa menggerakkan
kota-kota lain untuk bisa terlibat dalam jejaring Kota Kreatif di
Indonesia. Setelah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota
Surakarta dan Pemerintah Kota Bandung, dilanjutkan dengan deklarasi
prinsip Kota Kreatif di Bandung pada 27 April 2015. Dalam forum tersebut
juga telah disepakati bahwa Kota Solo akan menjadi sekretariat
sementara sekaligus menyelenggarakan Konferensi Kota kreatif Indonesia
yang pertama.
Tindak lanjut dari kesepakatan Creative Cities
Conference di Bandung 26-27 April 2015, maka kota Solo ditunjuk sebagai
tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang pertama.
Dari ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional
Indonesia Creative Cities Network (ICCCN). Sebagai wadah jejaring
kota-kota kreatif di Indonesia.
Konferensi yang akan diikuti oleh 55 kota kreatif di
Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kerjasama antar kota
di Indonesia ini dalam pengembangan Ekonomi Kreatif.
Di samping beberapa pembicara dari dalam negeri.
Acara yang akan dimulai tanggal 23 s/d 25 Oktober 2015 tersebut akan
menampilkan pembicara dari Chiang Mai (Mr, Martin Venzky Stalling) dan
Penang (Dr, Neil Khor).
Target dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
- See more at: http://solopolah.com/#sthash.k7cLQJeL.dpufTarget dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
Sejak tahun 2004, UNESCO Creative City Network (UCCN)
membuka kesempatan bagi kota kreatif di dunia untuk mengirimkan
aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif Dunia. Melalui Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia meminta 5 Kota
untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo, Kota Denpasar, Kota
Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Program ini dinilai sebagai sebuah kesempatan untuk
berjejaring secara internasional, maka ada kebutuhan untuk memperkuat
jejaring di tingkat nasional terlebih dahulu. Hal ini yang menjadi
alasan Kota Solo menginisiasi untuk membangun komunikasi dengan
kota-kota yang diminta kemenparekraf untuk Sejak tahun 2004, UNESCO
Creative City Network (UCCN) membuka kesempatan bagi kota kreatif di
dunia untuk mengirimkan aplikasi untuk masuk ke Jaringan Kota Kreatif
Dunia. Melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Indonesia meminta 5 Kota untuk mengirimkan aplikasi yaitu, Kota Solo,
Kota Denpasar, Kota Pekalongan, Kota Yogyakarta, dan Kota Bandung.
Kendati pada perkembangannya baru Kota Pekalongan yang secara
administratif memenuhi persyaratan untuk masuk jejaring UCCN, namun
kebutuhan untuk terus membangun hubungan antar kota kreatif ini menjadi
tonggak awal untuk membangun jejaring kota kreatif di Indonesia.
Pembangunan komunikasi ini diawali dengan poros Solo –
Bandung sebagai sumbu penggerak awal penguatan jejaring Kota kreatif,
yang diharapkan gerakan poros Solo-Bandung ini bisa menggerakkan
kota-kota lain untuk bisa terlibat dalam jejaring Kota Kreatif di
Indonesia. Setelah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota
Surakarta dan Pemerintah Kota Bandung, dilanjutkan dengan deklarasi
prinsip Kota Kreatif di Bandung pada 27 April 2015. Dalam forum tersebut
juga telah disepakati bahwa Kota Solo akan menjadi sekretariat
sementara sekaligus menyelenggarakan Konferensi Kota kreatif Indonesia
yang pertama.
Tindak lanjut dari kesepakatan Creative Cities
Conference di Bandung 26-27 April 2015, maka kota Solo ditunjuk sebagai
tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang pertama.
Dari ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional
Indonesia Creative Cities Network (ICCCN). Sebagai wadah jejaring
kota-kota kreatif di Indonesia.
Konferensi yang akan diikuti oleh 55 kota kreatif di
Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kerjasama antar kota
di Indonesia ini dalam pengembangan Ekonomi Kreatif.
Di samping beberapa pembicara dari dalam negeri.
Acara yang akan dimulai tanggal 23 s/d 25 Oktober 2015 tersebut akan
menampilkan pembicara dari Chiang Mai (Mr, Martin Venzky Stalling) dan
Penang (Dr, Neil Khor).
Target dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
- See more at: http://solopolah.com/#sthash.k7cLQJeL.dpufTarget dari kegiatan ini adalah adanya dokumen kerja yang bisa menjadi kerangka program kelembagaan jejaring kota kreatif di Indonesia.
Tidak ada komentar: